Senin, 15 Oktober 2012

Kerawang Gayo



Kerawang gayo adalah ragam hias atau motif hias yang diterapkan pada kain. Kerawang gayo menjadi ciri khas dataran tinggi tanah gayo dan merupakan kerajinan turun temurun. Pada umumnya pakaian yang diberi sulaman kerawang digunakan pada pakaian adat perkawinan atau pengantin. 

Ciri khas kerawang gayo terletak pada bahan, warna dan motif. Motif dan warna diterapkan sesuai kaidah-kaidah yang berlaku.

1.     Bahan
Bahan dasar untuk kerawang gayo umumnya dipakai kain yang berwarna hitam, karena warna hitam dianggap dapat memberikan kehangatan sesuai dengan tempat tinggal masyarakat gayo yaitu di dataran tinggi dengan suhu yang dingin. Disamping itu juga agar pakaian tersebut tidak tampak cepat kotor.

2.    Warna
Warna benang yang menjadi ciri khas kerawang gayo adalah warna kuning, merah, hijau, dan putih. Setiap warna mempunyai makna tersendiri :
a.    Kuning : diartikan dengan kebesaran dan keagungann yang dipakai oleh raja.
b.    Merah : diartikan dengan keberanian
c.    Hijau : diartikan dengan kesuburan
d.    Putih : diartikan dengan suci

3.    Motif
Motif kerawang biasanya terinspirasi dari alam sekitar serta pengaruh alam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Motif-motif dasar kerawang gayo antara lain :
a.    Sara kopat (orang yang dituakan) : berarti Raja, Imam, Petuah, dan Rakyat, apabila keempatnya berjalan dengan baik maka tercapailah kesempurnaan hidup.
b.  Peger (pagar) : berarti sesuatu telah dijaga, apabila diluar pagar bukan kepunyaannya lagi.

Perpaduan motif peger dan sara kopat

c. Emun berangkat (awan beriring) : berarti seiya sekata, kelurah sama menurun kebukit sama mendaki. Duduk sama rendah tegak sama tinggi


d.    Pucuk rebung : anak muda yang akan menggantikan orang tuanya kelak maka harus diberikan pembinaan.

e.    Puter tali (putar tali) : sebuah ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah bersama-sama
f.     Mata pune(mata burung punai) : waspada terhadap sesuatu keadaan yang membahayakan
g.    Subang kertan (anting-anting dari bahan tanaman ) : keindahan yang harus dimiliki, meskipun tidak ada anting-anting yang sebenarnya namun dapat dimanfaatkan tumbuhan di sekitarnya
h.    Tapak seleman (daun tumbuhan tapak seleman) : hidup bergantung pada alam tumbuhan sekitarnya.
i.      Jejepas (tepas) : gabungan dari motif pucuk rebung, sara kopat, puter tali yang berarti antara muda-mudi dan orang tua terjalin satu ikatan yang kuat seperti jalinan tepas
j.      Rumet muriti (rapat berbaris) : gabungan motif sara kopat dan peger diiringi oleh motif mata pune, yang berarti sama-sama berbaris rapat bergabung untuk menjaga keamanan antara Raja dan orang yang bertugas menjaga keamanan

Motif-motif ini menjadi dasar penyusunan motif pada kerawang gayo. Motif ini sudah banyak yang dimodifikasi menjadi bentuk-bentuk motif baru tanpa menghilangkan kaidah bentuk yang asli seprti halnya motif emun berangkat yang banyak diminati pasar sehingga pengrajin membuat modifikasi-modifikasi dalam bentuk lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar